Kamis, 21 Januari 2016

Sistem Informasi Psikologi

Muhammad Reynaldy Octavian 15512048
Oksiana dwi gandini 15512578
Priyanti Ristrawandani 15512721
Intan Sylvia 13512758
Gama Evayanti 13512089
Adelia maharani 10512146
Reni Sunjastri 16512129

LATAR BELAKANG
Tahukah anda menurut penelitian yang dilakukan oleh Gumulya & Widiastuti dari Univ. Esa Unggul bahwa 54,5 % mahasiswa  mempunyai konsep diri yang buruk dan berakibat mahasiswa tersebut memiliki perilaku konsumtif. dan menurut penelitian yang dilakukan oleh universitas negeri sebelas maret bahwa 21,37 % remaja putra mengalami gagal konsep diri terhadap perubahan fisiknya, dan 11,37 % remaja putri gagal konsep diri terhadap mensturasi. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Kemungkinannya karena adanya Dejection related emotion dan Agitation related emotion, apa itu? dejection related emotion dan agitation related emotion ialah hasil dari gagalnya diskrepansi emosi pada konsep diri. Jangan pernah menganggap remeh gagal konsep diri, kegagalannya akan memberikan efek negatif pada penderitanya, memang tidak terlihat secara kasat mata, tetapi efek yang akan ditimbulkan akan negatif seperti rasa kecewa berlebihan, pemurung, pemalu, bahkan sikap agresif dan konsumtif seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Karena itu, kami Biro konsultasi psikologi akan membantu anda menyelesaikan masalah terkait hal tersebut. enatah itu anda sendiri atau kerabat terdekat anda, kami akan menawarkan konsultasi dirumah anda atau di tempat yang bisa anda merasa nyaman, kami telah bersertifikat untuk menangani kasus konsep diri yang gagal. Kami akan mengevaluasi di tiap sesi konsultasi agar mendapat hasil yang maksimal di tiap sesi nya.
 
konsultasi pertama kami berikan secara gratis
untuk melihat simulasi nya, silahkan klikhttps://www.youtube.com/watch?v=KOS5r_N4FaQ&feature=youtu.be

Jumat, 26 Juni 2015

Analisis Transaksional

Pengertian 
Analisis Transaksional (AT) adalah psikoterapi transaksional yang dapat digunakan dalam terapi individual, tetapi lebih cocok untuk digunakan dalam terapi kelompok. Analisis Transaksional berbeda dengan sebagian besar terapi lain dalam arti ia adalah suatu terapi kontraktual dan desisional. Analisis Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat klien, yang dengan jelas menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses terapi. Analisis Transaksional juga berfokus pada putusan-putusan awal yang dibuat oleh klien, dan menekankan kemampuan klien untuk membuat putusan-putusan baru. Analisis Transaksional menekan aspek-aspek kognitif rasional-behavioral dan berorentasi kepada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat putusan-putusan baru dan mengubah cara hidupnya.

B.     Konsep-konsep Utama
1.    Pandangan tentang sifat manusia
Analisis Transaksional berakar pada suatu filsafat yang antideterministik serta menekankan bahwa manusia sanggup melampaui pengondisian dan pemograman awal. Di samping itu, Analisis Transaksional berpijak pada asumsi-asumsi bahwa orang-orang sanggup memahami putusan-putusan masa lampaunya dan bahwa orang-orang mampu memilih untuk memutuskan ulang. 
2.    Perwakilan-perwakilan Ego
Analisis Transaksional adalah suatu sistem terapi yang berlandaskan teori kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah laku atau perwakilan ego yang terpisah: Orang Tua, Orang Dewasa, dan Anak.
a)    Ego Orang Tua
Ego Orang Tua adalah bagian dari kepribadian yang merupakan introyeksi dari orang tua atau dari substitusi orang tua. Ego Orang Tua berisi perintah-perintah “harus” dan “semestinya”. Orang tua dalam diri kita bisa “Orang Tua Pemelihara” atau “Orang Tua Pengeritik”.
b)   Ego Orang Dewasa
Ego Orang Dewasa adalah pengolahan data dan informasi. Ia tidak emosional dan tidak menghakimi, tetapi menangani fakta-fakta dan kenyataan eksternal. Berdasarkan informasi yang tersedia, ego Orang Dewasa menghasilkan pemecahan yang paling baik bagi masalah tertentu.
c)    Ego Anak
Berisi perasaan-perasaan, dorongan-dorongan, dan tindakan-tindakan spontan. “Anak” yang ada dalam diri kita bisa berupa “Anak Alamiah”, “Profesor Cilik”, atau berupa “Anak yang Disesuaikan”.
3.    Skenario-skenario kehidupan dan posisi-posisi psikologis dasar
Skenario-skenario kehidupan adalah ajaran-ajaran orang tua yang kita pelajari dan putusan-putusan awal yang dibuat oleh kita sebagai anak, yang selanjutnya dibawa oleh kita sebagai orang dewasa. Berkaitan dengan konsep-konsep skenario kehidupan, pesan-pesan dan perintah-perintah orang tua, dan putusan-putusan dini itu, adalah konsep dalam Analasis Transaksional tentang empat posisi dasar dalam hidup:
a)    “Saya OK – Kamu OK”
Dalam posisi tersebut dua orang merasa seperti pemenang dan bisa menjalin hubungan langsung yang terbuka.
b)   “Saya OK – Kamu Tidak OK”
Dalam posisi ini adalah posisi orang-orang yang memproyeksikan masalah-masalahnya kepada orang lain dan mempermasalahkan orang lain.
c)     “Saya Tidak OK – Kamu OK”
Dalam posisi ini adalah posisi orang yang mengalami depresi, yang merasa tak kuasa dibanding dengan orang lain, dan yang cenderung menarik diri atau lebih suka memenuhi keinginan orang lain ketimbang keingina sendiri.
d)   “Saya Tidak Ok – Kamu Tidak OK”
Posisi ini adalah posisi orang-orang yang menyingkirkan semua harapan, yang kehilangan minta hidup, dan yang melihat hisup sebagai tidak mengandung harapan.
4.    Kebutuhan manusia akan belaian
Orang-orang ingin dibelai, baik secara fisik maupun secara emosional. Belaian yang positif adalah esensial bagi perkembangan pribadi yang sehat secara psikologis dengan perasaan OK. Belaian-belaian yang positif, yang bisa berbentuk ungkapan-ungkapan afeksi atau penghargaan, bisa disalurkan melalui kata-kata, elusan, pandangan atau mimik muka.
Belaian yang negatif oleh orang tua mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan anak. Belaian-belaian negatif mengambil bentuk pesan-pesan (verbal dan nonverbal) yang merampas kehormatan dan menyebabkan seseorang merasa di kesampingkan dan tak berarti.
5.    Permainan-permainan yang kita mainkan
Para pendukung Analisis Transaksional mendorong orang-orang untuk mengenali dan memahami perwakilan-perwakilan ego-nya. Alasannya adalah, dengan mengakui ketiga perwakilan ego itu, orang-orang bisa membebaskan diri dari putusan-putusan Anak yang telah usang dan dari pesan-pesan Orang Tua yang irasional yang menyulitkan kehidupan mereka. Analisis Transaksional mengajari orang bagian mana yang sebaiknya digunakan untuk membuat putusan-putusan yang penting bagi kehidupannya.

C.    Teknik-teknik Terapeutik
Menurut Corey secara umum teknik-teknik yang dapat dipilih dan diterapkan dalam terapi analisis transaksional, yaitu:
1.    Permission (pemberian kesempatan), dalam proses terapi, pemberian kesempatan ini diberikan kepada kilen agar dapat;
a)      Menggunakan waktunya secara efektif tanpa melakukan ritual pengunduran diri
b)      Mengalami semua status ego yang biasanya dilakukan dengan mendorong klin menggunakan kemampuan Status Ego Dewasa untuk menikmati kehidupan
c)      Tidak memainkan permainan dengan cara tidak membiarkan klien memainkannya.
2.    Protection (proteksi), klien mungkin akan merasa ketakutan setelah ia menerima kesempatan untuk menghentikan perintah-perintah orang tua dan menggunakan Status Ego Dewasa dan Status Ego Anak.
3.    Potency (potensi), maksudnya seorang terapis tahu apa yang akan dilakukan dan kapan melakukannya. Oleh karena itu kemampuan terapis terletak pada keahliannya, sehingga keterampilan tersebut efektif secara optimal.
Menurut Berne ada beberapa teknik khusus yang dapat dipakai dalam proses terapi, yaitu: interogasi, spesifikasi, konfrontasi, eksplanasi, illustrasi, konfirmasi, interprestasi, kristalisasi.

Studi kasus 1


Contoh kasus penerapan analisis transaksional di sekolah

Banyak laporan, terutama dari praktioner (penganut) AT, bahwa AT berhasil dengan memuaskan. Banyak klien yang telah disembuhkan dengan cara ini, serta “decak kagum “ pun dialamatkan pada temuan Berne ini. Terbentuknya perhimpunan AT, ITAA, dan terbitnya jurnal AT membuktikan bahwa AT sebagai suatu pendekatan yang sudah besar dan berkembang luas dikalangan ahli terapi.

Persoalan sekarang, apakah keberhasilan AT ini dapat pula diterapkan disekolah, terutama di sekolah kita Indonesia yang berlandaskan filsafat Pancasila? Persoalan ini tidaklah sederhana. Keterampilan AT pada klinik Psikologi boleh jadi cocok atau boleh jadi tidak. Penerapan yang tepat meminta uji coba yang cukup matang.

Secara rasional, keberhasilan AT di klinik-klinik Psikoterapi mungkin sekali kita rekrut ke sekolah. Malah kita lebih optimis lagi, karena dapat mengamati langsung perubahan klien di luar ruangan konseling. Betapa tidak, titik sentral dari analisisnya terletak pada transaksi. Selama klien masih berada di sekolah, selama itu pula kita dapat menganalisis transaksinya baik dengan temannya atau gurunya.

Lebih optimis lagi, bahwa AT dapat berhasil bila digunakan sebagai penyuluh kelompok. Karena orang yang sehat kreteria AT adalah yang punya perasaan bebas untuk menentukan pilihannya. Transaksi yang digunakan adalah terciptanya transaksi antar status ego Dewasa. Kemungkinan tumbuh dan berkembang transaksi antar ego Dewasa ini lebih besar dengan teman sebaya. Jadi kondisi ini memungkinkan konselor menerapkan AT sebagai penyuluh kelompok di sekolah.

Kondisi sekolah yang menunjang penerapan AT sebagai pendekatan penyuluhan kelompok ini, justru sebaliknya bagi penyuluh individual. Harapan agar komunikasi atau transaksi antara konselor – klien dapat terbentuk transaksi antara ego state dewasa-dewasa, justru sulit terbina. Karena adanya jarak antara Konselor dengan Klien. Jarak itu adalah faktor usia. Konselor lebih cenderung jauh lebih tua dari klien yang siswa ( 12 – 15 untuk SMTP, 15 – 19 tahun untuk SMTA). Karena itu transaksi yang mungkin sering muncul adalah antara ego state Dewasa (Konselor) – Anak-anak (Pada siswa).

Kondisi ini ditopang oleh faktor budaya kita. Indonesia sebagai bangsa yang berlandaskan pada Pancasila bukanlah negara yang berfaham Liberal. Adat dan sopan santun ketimuran selalu melengket pada masyarakat Indonesia. Cara berbicara dengan orang yang sama besar atau lebih kecil tidak sama dengan cara berbicara dengan orang yang dihormati dan atau lebih besar. Pada beberapa daerah, bahasa yang digunakanpun juga berbeda, lebih halus dan lembut. Karena itu, keberhasilan AT pada masyarakat Amerika yang egaliter belim tentu bisa sama dengan masyarakat kita.

Kelompok 

Kelompok
Intan Sylvia Febra Arini 13512758
Inka Novansyah 13512734
Gama Evayanti 13512089


Sumber 

Rabu, 25 Maret 2015

Psikoterapi

kali ini saya akan menuliskan sedikit tentang psikoterpi. sebelmnya pasti tidak asing lagi dengan kata " psikoterapi" merupakn teknik khusus untuk menyembuhkan penyakit mental atau kesulitan penyesuaian diri dalam kehidupannya sehari-hari atau bermasyarakat berdasar kn unsur-unsur dalam psikogis.

menurut Wolbrg [1954] merumuskan psikoterapi sebagai bentuk perawatan (atau perlakuan, treatment ) terhadap masalah yang timbul yang alasannya dari faktor emosi pada mana seseorang terlatih, dengan terencana mengadakan hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah seseuatu sintom tidak muncul pda seseorang yang terganggu pola perilakunya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi secara lebih positif
Tujuan Psikoterapi

1. Suportif            : menguatkan daya tahan mental yang telah dimiliki klien, dan meningkatkan kemampuan beradaptasi pada lingkungan sosial.
2. Re-edukatif            : mengubah pola prilaku dengan cara menghilangkan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk suatu pola perilaku kebiasaan yang menjadi lebih baik.
3. Rekonstruktif       : mengubah seluruh kepribadian yang dimiliki oleh klien, mendalami ketidaksadararan atau alam bawah sadar klien, dan menganalisis mekanisme defensif yang patologis.

Unsur Psikoterapi

Dalam psikoterapi terdapat delapan “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsusr-unsur lazim yang dikemukakan oleh Masserman (dalam Maulany, 1997), yaitu :

  1.   Peranan Sosial (“Martabat”) psikoterapis
  2.   Hubungan (persekutuan terapeutik)
  3.   Hak
  4.  Retrospeksi
  5. Re-edukasi
  6.  rehabilitasi
  7. Resosialisasi
  8. Rekapitulasi

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
  •  Klien yang menjalani konseling tidak di golongkan sebagai penderita gangguan mental dan dapat di golongkan sebagai individu yang normal, sedangkan klien yang menjalankan Psikoterapi merupakan orang yang mengalami gangguan psikis atau mental.
  •  Konseling bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran dan jangka pendek. Sedangkan psikoterapi bersifat rekonstruksi, konfrontif, berorientasi ketidak sadaran dan jangka panjang.
  • Dalam konseling Konseler bukanlah tokoh otoriter namun seseorang pendidik dan mitra dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam psikoterapi konseler tidaklah netral secara moral, melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konseler tidak perlu memaksakan hal ini pada klien namun ia juga tidak menutupinya.
  •  Konseling lebih terarah dan terstruktur pada tujuan-tujuan yang begih terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi lebih luas dan mengarah pada tujuan yang lebih lanjut.
Pendekatan Psikoterapi terhadap mental illness.

Ada Sembilan pendekatan psikoterapi terhadap mental illness yaitu sebagai berikut :
  1. Pendekatan Psikoanalisa: Banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan berlandaskan pada pengaruh aspek biologis manusia.
  2.   Behavioristik: Menurut Ellis (Subandi dalam Tooyibi, M & Ngemron, M) , pendekatan yang cukup dekat dengan behavioristik adalah pendekatan kognitif, yang menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. Pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak, yang bisa diobservasi dan dan dikuantifikasi.
  3.   Humanistik: Pendekatan ini sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang.
  4. Client-Centered: Berlandaskan pada pandangan subjektif atas pengalaman manusia, terapi clien-entered menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lain besar kepada klien dalam menangani berbagai permasalahan.
  5.  Psikologi Transpersonal: Pendekatan terapi yang menekankan aspek spiritual dalam diri manusia.
  6.  Gestalt: Sebagian besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
  7. Transaksional: Model terapi kontemporer yang cndrung kea rah aspek-aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut kelayakan sekarang.
  8.  Rasional Emotif Terapi: Model terapi yang sangat menekankan peranan pemikiran dan sistem-sistem kepercayaan sebagai akar masalah-masalah pribadi.
  9.  Realitas: Model terapi yang dikembangkan sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang fokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bias belajar mencapai keberhasilan.
Bentuk Utama Terapi

Ada tiga bentuk ciri utama terapi menurut Nietzel (dalam Gunarsah, 1996) yaitu:

1. Dari segi proses :  berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
2.   Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
3. Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
Daftar Pustaka :
 Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
-     James P. Chaplin, kamus Lengkap Psikologi terj. Kartini Kartono, judul asli “Dictionary of Pshychology” (jakatra:Rajawali,1999), 491.
-          D. Bachtiar Lubis & Sylvia D. Elvira, Penuntun Wawancara Psikodinamika dan Psikoterapi (Jakarta:Balai Penerbit FK UI,2005), 11-12.
-          Maulany, R.F (1997). Buku Saku psikiatri: Residen bagian psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC.
-          Prof. DR.  H. Muhammad Surya. (2003). Buku Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy
-          Prof. DR. Singgih D. Gunarsa. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Senin, 13 Oktober 2014

tugas pertemuan 1

A.  Pengertian Manajemen
      Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner). Manajemen merupakan ilmu dan seni.
B. sebutkan jenis manajemen 
Ada 4 fungsi utama dalam manajemen:
- Perencanaan (Planning)
- Pengorganisasian (Organizing),
- Pengarahan (Actuating/Directing)
- Pengawasan (Controlling)
C. Apa itu psikologi manajemen 
Kaitannya dengan psikologi:
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun. Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan. 
D. Tujuan psikologi manajemen
proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Kegiatan dalam Fungsi Perencanaan
- Menetapkan tujuan dan target bisnis
- Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
- Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
- Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
Fungsi Pengorganisasian
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian
- Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan
- Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab
- Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja
- Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
Fungsi Pengarahan dan Implementasi
proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
- Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
- Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
- Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian
- Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan
- Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis  

II. kepemimpinan 
  
A. apa itu kepemimpinan 
Kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum. Dari tiga pengertian tersebut di atas, jelas bahwa kepemimpinan itu adalah upaya untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan, baik tujuan tersebut telah ditetapkan atau tujuan lain yang lebih luas. Upaya tersebut lebih bersifat hubungan antar pribadi.

Pengertian Pemimpin
Seperti halnya kepemimpinan, pengertian pemimpin juga banyak, di antaranya adalah:

a) Pemimpin adalah anggota dalam kelompok yang mempengaruhi kegiatan kelompok.
b) Pemimpin adalah salah seorang anggota yang terkemuka dari suatu kelompok atau organisasi yang begitu berpengaruh terhadap kegiatan dari anggota kelompoknya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi dalam kelompok, berpengaruh terhadap orang lain sesuai dengan peranannya dalam posisi itu, mengkoordinir secara langsung dalam memelihara dan mencapai tujuan kelompok.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memiliki status tertinggi di dalam kelompoknya, mendapat kepercayaan untuk membawa kelompok ke arah tujuan bersama.

B. teori kepemimpinan 
Banyak pengertian kepemimpinan (dalam Wahjosumidjo) , di antaranya adalah:

a. Menurut George P. Terry
“Leadership is the activity of influencing exercised to strive willingly for group objective". Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok.
b. Menurut Robert Tennenbaum, Irving R. Wischler, dan Fred Massarik
“Leadership as interpersonal influence exercised in a situation and directed, through the communication process, toward the attainment of a specialized goal or goals”. Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya suatu tujuan ataupun tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
c. Pengertian lain dari Harold Koontz and Cyril O”Donnell
“Leadership is influencing people to follow in the achievement of a common goal”.  

III. perencanaan 

A. Pengertian perencanaan 
Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulating of proposed activities believed necessary to achieve desired result”.
Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
1.      Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
2.      Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
3.      Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
 Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
  

B. tujuan perencanaan dalam organisasi
Jenis Perencanaan
Perencanaan mencakup banyak variasi antara lain:
(1) Misi atau Maksud (Mission atau Purpose)
Di dalam masyarakat, setiap entitas mempunyai peran sendiri. Peranan tersebut kemudian menentukan misi atau maksud dari keberadaan mereka dalam masyarakat tersebut. Kalau mereka tidak mempunyai misi atau maksud keberadaan, maka entitas tersebut tidak akan mempunyai eksistensi dalam suatu masyarakat. Misi entitas bisnis biasanya memproduksi dan/atau mendistribusikan barang atau jasa ekonomis
(2)   Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir dimana aktivitas atau kegiatan organisasi diarahkan atau ditujukan. Tujuan merupakan rencana organisasi yang paling dasar. Suatu organisasi secara keseluruhan mempunyai suatu tujuan, kemudian bagian-bagian dalam organisasi tersebut juga mempunyai tujuan masing-masing, akan tetapi tujuan dari masing-masing bagian tersebut harus menyumbang atau mendukung tujuan organisasi secara keseluruhan.
(3) Strategi
Strategi merupakan rencana umum/pokok untuk mencapai tujuan organisasi melalui alternatif pemilihan tindakan yang diperlukan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
(4) Kebijakan
Kebijakan juga merupakan rencana karena merupakan pernyataan atau pemahaman umum yang membantu mengarahkan pengambilan keputusan, khususna cara berfikirnya bukan aksinya. Seringkali kebijakan merupakan pernyataan tidak tertulis.
(5) Prosedur
Prosedur juga merupakan rencana karena menetapkan cara penanganan suatu aktivitas di masa mendatang. Prosedur lebih mengarahkan tindakan, bukannya mengarahkan cara berpikir. Prosedur menjelaskan secara detail bagaimana suatu aktivitas harus dilakukan.
(6)       Aturan
Aturan merupakan rencana yang dipilih dari beberapa alternatif, dan harus dilakukan, atau tidak dilakukan. Aturan mengharuskan tindakan tertentu yang spesifik dikerjakan, atau tidak dikerjakan, tergantung situasi yang dihadapi. Aturan berkaitan dengan prosedur karena aturan mengarahkan tindakan, tetapi tidak menyebutkan urutan waktu.
(7)  Program
Program merupakan jaringan yang kompleks yang terdiri dari tujuan, kebijakan, prosedur, aturan, penugasan, langkah-langkah yang harus dilakukan, alokasi sumber daya dan elemen lain yang harus diakukan berdasarkan alternatif tindakan yang dipilih. Biasanya modal dan anggaran dipakai untuk mendukung program.
(8) Anggaran
Anggaran adalah merupakan rencana yang dinyatakan dalam angka-angka. Anggaran disamping merupakan alat perencanaan, juga merupakan alat pengendalian.
5. Proses Perencanaan
Proses perencanaan bisa dilihat pada bagan berikut:Proses perencanaan dimulai dengan mempelajari lingkungan eksternal organisasi, kemudian dilanjutkan dengan misi, turun lagi ke tujuan organisasi.